Wednesday 5 June 2013

----
 Mengapa bulan tidak gemerlapan seperti biasa.
 Mengapa sore tidak dihiasi pelangi senja.
 Mengapa mentari lelah menyimbah cahaya.
 Mengapa dunia berkelana, malap tidak berdaya.
 Mengapa alam tidak lagi menghayati rasa.
 Mengapa pandanganku kini tidak lagi berteman senyuman mesra.
 Ah persetan semua !
 Aku mana punya kuasa.
 Mahu menceriakan semua.
 Dan disetiap arusan masa.
 Aku sibukkan dengan berhala.
 Ya. Berhala yang membutakan mata.
 Yang selama ini kurasa salah satu dari tujuh keajaiban dunia.
 Berhala yang punya dua mata.
 Dan sempurna organ peranakkannya.
 Yang aku percaya organ organ itu yang akan membiakkan setiap tetesan cinta menjadi permata.
 Juraian air mata jatuh mencium bumi nyata, aku menulis bait bait rasa bersama keping keping hati yang lukanya lebih dalam dari mantel bumi kita.
Dan. Mereka mereka yang buta.
Sering mengatakan, ah ortodoksnya cinta.
Suka sama suka, duka sama duka.
Waktu itu, aku ketawa.
Melihat ceteknya idealisme manusia biasa.
Seperti manusia kebiasaan, aku menangis akhirnya kerna tidak percaya akan remehnya perkara rekayaksa. Dan terduduk kecewa menhamparkan bentang bentang dosa.
Mendoakan yang kita semua bertemu di Syurga.
-----

No comments:

Post a Comment